Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 324 322551

Email

fasya@iainmadura.ac.id

AHLI ASTRONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH IAIN MADURA PAPARKAN AWAL BULAN RAMADAN 1446 H PADA LOKAKARYA YANG DIGELAR MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) KABUPATEN SUMENEP

  • Diposting Oleh Admin Web Fakultas Syariah
  • Sabtu, 22 Februari 2025
  • Dilihat 10 Kali
Bagikan ke

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumenep menggelar lokakarya bertema “Penguatan Wawasan Penentuan Awal Bulan Hijriyah Berbasis Kriteria Baru MABIMS” pada Sabtu (22/02/2025). Acara yang digelar di Gedung Workshop MAN Sumenep tersebut diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk MUI, Lembaga Pondok Pesantren, Organisasi Keagamaan, Perguruan Tinggi, RRI, BMKG, bagian Kesra Setda Sumenep, serta Kementerian Agama (Kemenag).

Ketua Umum MUI Sumenep, KH. Moh. Shaleh A. Rahman, memberikan sambutan dengan penekanan pada pentingnya pemahaman terhadap kriteria baru penentuan awal bulan Hijriyah yang telah diterapkan di Indonesia sejak 2022. “Kegiatan ini adalah bagian dari program MUI yang sudah direncanakan sebagai tindak lanjut dari program sebelumnya. Kami berharap peserta dapat mengikuti dengan baik dan memahami kriteria baru ini sehingga ke depan kita bisa lebih saling menghormati perbedaan dalam penentuan awal bulan Hijriyah, terutama dalam menyambut bulan Ramadan,” tegasnya.

Dengan adanya lokakarya ini, diharapkan masyarakat, terutama para pemangku kepentingan dalam bidang keagamaan dan astronomi, dapat lebih memahami serta menerima kriteria baru dalam penentuan awal bulan Hijriah. “Kita perlu membangun pemahaman yang lebih baik agar perbedaan yang ada tidak menjadi sumber perpecahan, tetapi justru memperkuat ukhuwah Islamiyah”, harapnya.

Dr. KH. Achmad Mulyadi, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah IAIN Madura, yang dihadirkan pada lokakarya tersebut memaparkan bahwa kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) bertujuan untuk menyatukan metode penanggalan Hijriah di kawasan Asia Tenggara. “Kriteria MABIMS baru diterapkan di Indonesia pada 2022, khususnya dalam penentuan awal ramadan dan hari raya 1444 H”, paparnya. Penerapan tersebut  merupakan Upaya untuk terwujudnya unifikasi kalender Hijriah di Asia Tenggara. 

Ia juga menjelaskan bahwa parameter yang digunakan dalam kriteria baru MABIMS tersebut mengacu pada data ilmiah, yaitu data ketinggian hilal dan elongasi (jarak sudut bulan-matahari) yang selama ini menjadi data dukung keberhasilan pengamatan hilal. Dalam kriteria baru ini, ketinggian hilal minimal yang dapat diamati adalah tinggi 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Sebelumnya, kriteria hilal yang digunakan di Indonesia adalah ketinggian 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam. Perubahan ini didasarkan pada hasil evaluasi pelaksanaan rukyatul hilal dan kesepakatan Menteri Agama MABIMS pada tahun 2021.

Pada akhir elaborasinya, Didik, panggilan akrabnya, menutupnya dengan prediksi permulaan awal bulan Ramadan. Dari data-data yang ditampilkan pada forum lokakarnya tersebut, ia menjelaskan prediksinya bahwa penetapan Awal Ramadhan 1446 H akan terjadi 2 kemunkinan, yaitu: pertama, berdasar Kriteria hisab wujudul hilal, 1 Ramadhan 1446 H,  akan jatuh pada tanggal 1 Maret 2025 dan kedua, berdasar Kriteria IR MABIMS Baru: 1 Ramadhan 1446 H, akan jatuh pada tanggal 1 Maret 2025 apabila hilal di wilayah Aceh berhasil dirukyat, apabila tidak berhasil, maka bulan sya’ban akan digenapkan dan akan jatuh pada tanggal 2 Maret 2025. Sedangkan Awal Syawal 1446 H akan terjadi 1 kemunkinan, yaitu: Berdasar Kriteria hisab wujudul hilal dan Kriteria IR MABIMS baru 1 Syawal 1446 H,  akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025 sehingga masyarakat muslim Indonesia akan berhari raya bersamaan. Namun demikian, secara resmi penetapan awal bulan tersebut akan disampaikan Pemerintah pada sidang Itsbat yang akan digelar Kementerian Agama RI.