Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 324 322551

Email

fasya@iainmadura.ac.id

DOSEN ILMU FALAK IAIN MADURA PRESENTASI DI SIMPOSIUM DOSEN FALAK NASIONAL

  • Diposting Oleh Admin Web Fakultas Syariah
  • Jumat, 28 September 2018
  • Dilihat 47 Kali
Bagikan ke

Asosiasi Dosen Falak Indonesia (ADFI) bekerjasama dengan Fakultas Syariah IAIN Ponorogo menyelenggarakan kegiatan Simposium Dosen Falak Nasional dan Seminar Nasional Falak dengan tema “Revitalisasi Observatorium dan Laboratorium untuk Kemajuan Ilmu Falak di Indonesia”. Simposium Dosen Falak Nasional di laksanakan pada hari Selasa, 25 September 2018, jam 15.30 sampai dengan jam 22.30 wib bertempat di Aula Fakultas Syariah IAIN Ponorogo Kampus 2. Hadir dalam acara tersebut dosen Ilmu Falak baik dari PTN maupun PTS yang tersebar di seluruh Indonesia. IAIN Madura menghadirkan dua orang dosen Ilmu Falak yang dimilikinya, yaitu H. Achmad Mulyadi, M.Ag dan Hosen, MHI. Kegiatan dihadiri langsung oleh Ketua Umum ADFI Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag yang juga Ketua Prodi S2 Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang. Selain acara simposium, dilaksanakan pula pemaparan empat artikel terpilih dari sejumlah artikel yang masuk ke panitia. Keempat artikel tersebut adalah: (1) “Observatorium: Sejarah dan Fungsi Sosial Intelektualnya di Dunia Islam” dipaparkan oleh H. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara; (2) “Menyongsong Observatorium Pertama di Pulau Garam” oleh Hosen dari IAIN Madura; (3) “Optimalisasi Laboratorium Ilmu Falak Melalui Pembelajaran Video Tutorial di Universitas Islam Indonesia”oleh Anisah Budiwati dari UII Yogyakarta; dan (4) “Saksi Rukyatul Hilal dengan Bantuan Teknologi; Analisis Penggunaan Teleskop CCD Imaging dan Olah Citra” oleh Siti Muslifah dari IAIN Jember. Simposium kali ini menghasilkan beberapa point hasil sharing bersama para dosen falak di Indoensia, yaitu:

  1. Terkait minimnya jumlah SKS mata kuliah llmu Falak di Perguruan Tinggi sebaiknya para dosen melakukan dua langkah yaitu secara struktural dan kultural. Secara struktural bisa dilakukan dengan cara mengusulkan kepada pemangku kebijakan yang berwenang supaya jumlah SKS-nya ditambah. Adapun secara kultural bisa dilakukan dengan cara melakukan tatap muka dengan mahasiswa di luar jam perkuliahan dalam bentuk ekstrakurikuler, seperti pengamatan atau observasi dan membuat pelatihan-pelatihan praktis;
  2. Berkaitan dengan inovasi pembelajaran llmu Falak, diharapkan para dosen melakukan inovasi pembelajaran sehingga menarik minat mahasiswa. Seba&ai contoh pembelajaran llmu Falak dilakukan dengan membuat video tutorial sehingga memudahkan pemahaman mahasiswa, dan juga mernperbanvak kegiatan praktikberupa observasi benda-benda langit;
  3.  Asosiasi Dosen Falak Indonesia (ADFI) diharapkan dapat mempelopori atau menginisiasi kompetisi llmu Falak Nasional antar mahasiswa, sehingga muncul bibit-bibit muda penggiat llmu Falak di Indonesia;
  4. Berkaitan dengan deviasi arah kiblat Masjid/mushola diharapkan para dosen mampu melakukan gerakan secara masif untuk mengkalibrasi arah kiblat Masjid/mushola di lingkungannya masing-masing;
  5. Salah satu cara kalibrasi arah kiblat yaitu dengan memanfaatkan segitiga arah kiblat yang telah di kalibrasi pad a hari rashdul kiblat global;
  6.  Sebagai wadah sharing keilmuan, diharapkan website ADFI segera diaktifkan. Website ADFI ini diharapkan mampu menjadi wadah sharing keilmuan bagi para dosen llmu Falak, publikasi karya ilmiah, serta sebagai wadah segala even kegiatan llmu Falak;
  7.  Untuk pendataan anggota ADFI diharapkan para dosen mendaftarkan diri kepada sekretariat ADFI guna ketertiban administrasi; 8. Usulan pertemuan ADFI tahun 2019 dilakukan sebanyak dua kali yaitu di UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Walisongo Semarang

Selain Simposium, dilaksanakan pula Seminar Nasional Falak pada Rabu, 26 September 2018 di Aula Graha Watoe Dhakon Kampus 1 IAIN Ponorogo. Hadir sebagai pemateri Prof. Dr. Thomas Djamaluddin selaku Kepala LAPAN dan Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag selaku Ketua Umum Adfi. Setelah seminar usai, dilakukan peresmian Watoe Dhakon Observaotory sebagai observatorium Ilmu Falak di IAIN Ponorogo.