TAKDIR GURU BESAR FAKULTAS SYARIAH IAIN MADURA 2023
- Diposting Oleh Admin Web Fakultas Syariah
- Kamis, 14 Desember 2023
- Dilihat 214 Kali
Guru besar, atau nama lainnya disebut Profesor, merupakan jabatan fungsional tertinggi di bidang akademik. Jabatan ini tidak mudah diperoleh, namun menjadi impian dan cita-cita seluruh dosen dan institusinya, khususnya IAIN Madura. Dalam napak tilas layanan akademiknya, karunia besar yang diperoleh Fakultas Syariah IAIN Madura adalah TAKDIR PROFESOR FAKULTAS SYARIAH 2023. Sembilan profesor hadir di IAIN Madura sekaligus pada kurun waktu Januari sampai Desember 2023 sebagai tambahan dari seorang profesor yang telah ada sebelumnya. Saat ini, satu-satunya Perguruan Tinggi Islam Negeri di Madura ini telah memiliki 10 dosen yang berjabatan fungsional akademik tertinggi sebagai Profesor. Dari sepuluh guru besar IAIN Madura, secara historis, 5 diantaranya adalah dosen yang homebase program studinya di lingkungan Fakultas Syariah, yaitu: Prof. Dr. Hj. Siti Musawwamah, M. Hum., Prof. Dr. H. Moh. Zahid, M. Ag., Prof. Dr. H. Maimun Nawawi, M.Hum., Prof. Dr. Hj. Umi Supraptinigsih, M. Hum, dan Prof. Dr. H. Erie Hariyanto., M. Hum. Dua diantaranya adalah perempuan, dan salah satunya adalah Dekan Fakultas Syariah IAIN Madura, ibu Prof. Dr. Hj. Siti Musawwamah, M. Hum -satu-satunya Dekan Perempuan di IAIN Madura. SK Guru besar, yang ditetapkan di akhir tahun 2023 tersebut, diserahkan langsung oleh Dirjen Pendis Kemenag RI, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S. TP., MT., Kamis, 14 Desember 2023 di Jakarta.
Jabatan fungsional tertinggi tersebut diperoleh melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah asisten ahli, kemudian, lektor, lektor kepala dan guru besar. Untuk mendapatkan jabatan fungsional tersebut, maka seorang dosen harus memenuhi kewajiban tridharma pergurung tinggi, baik aspek pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian. Khusus jabatan fungsional akademik guru besar, maka seorang dosen harus mempunyai karya riset yang dipublikasikan di jurnal internasional yang bereputasi atau dengan karya monumental yang bermanfaat bagi institusi. Syarat-syarat yang cukup berat ini telah dipenuhi oleh seluruh sejawat dosen guru besar IAIN Madura, khususnya Fakultas Syariah untuk mendapat SK Guru Besar atas nama Presiden yang ditanda tangani oleh Menristek Dikti.
Eksistensi guru besar tentu menjadi salah satu faktor yang menentukan tingginya kualitas mutu akademik sebuah Fakultas dalam sebuah perguruan tinggi. Karena itu, sebagai pemegang otoritas tertinggi di bidang akademik, peran guru besar menjadi sangat urgen. Jumlah guru besar di lingkungan Fakultas Syariah IAIN Madura, tentu juga jumlah dosen bergelar doktor, menjadi salah satu indikator atau parameter yang menunjukkan mutu akademiknya. Fakultas Syariah IAIN Madura saat ini telah memiliki 5 dosen yang berjabatan fungsional akademik tertinggi tersebut. Lalu tantangannya apa bagi Fakultas Syariah? Setiap dosen memiliki kewajiban tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk mewujudkan pelaksanaan tridharma yang berkualitas, maka peran penting seorang guru besar menjadi sebuah keniscayaan. Bahkan, lebih dari hal tersebut bahwa salah satu indikator yang menjadi instrumen dalam penilaian akreditasi adalah dosen yang berpredikat guru besar dapat membimbing doktor atau calon doktor, S2 dan S1 serta memberikan kemanfaatan peningkatan kualitas akademik yang berfokus pada keunggulan integrasi keilmuan dan kolaborasi antar Fakultas Syariah dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Maka, tantangan bagi Fakultas Syariah IAIN Madura adalah memberikan kesempatan yang banyak bagi para guru besar untuk melakukan pembinaan bagi calon doktor, doktor, S2 dan S1 agar memiliki kualifikasi yang sama dan berintegritas tinggi, dan hendaknya bagi para guru besar meluangkan waktu yang seluas-luasnya untuk memberikan bimbingan tanpa batas. Lalu, bagaimana jika muncul pernyataan di benak para sivitas akademika Fakultas Syariah: "Quo Vadis Profesor Fakultas Syariah IAIN Madura?". Statemen ini akan terjawab apabila peran guru besar benar-benar menjadi nyata di masa depan. Semoga harapan ini menjadi terealisasi hingga lahirnya peningkatan mutu akademik secara cepat dan guru besar-guru besar baru dalam bidang keilmuan lainnya. Amin.
@Admin Fasya